Rabu, 09 Maret 2011

mY scUll........


MTI (Madrasah Tarbiyah Islamiyah) Canduang adalah institusi  Pendidikan Islam yang dikembangkan oleh Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli dari  halaqah pengajian Thuras (kitab-kitab) nya di Surau Baru Pakan Kamis Canduang  yang beliau  tekuni sejak tahun 1908 sepulang belajar dari Mekkah. Atas kesepakatan dengan sahabat-sahabatnya yang juga mengasuh pengajian halaqah Thuras yaitu Syekh Abbas Ladang Laweh dan Syekh Djamil Djaho, maka  Sejak 5 Mei 1928  pola pendidikan halaqah itu berobah menjadi klasikal dengan memakai kelas, bangku, meja dan papan tulis untuk sebagai sarana belajar. Memasuki tahun 1950 Madrasah Tarbiyah Islamiyah Canduang terdaftar di Departemen Agama. Pada tahun 1961 MTI Canduang di payungi oleh Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli.
Syekh Sulaiman ar-Rasuli adalah sosok ulama pejuang yang hidup pada tiga masa, yaitu masa pra kemerdekaan, masa kemerdekaan, dan masa pasca kemerdekaan.

Riwayat Kelahiran Syeikh Sulaiman ar-Rasuliy
syekh-sulaiman arrasuli
Sulaiman merupakan anak pertama (sulung) dari 2 orang bersaudara.

Saudara beliau bernama Lajumin Habib. Ayah beliau ulama besar Minangkabau di masa itu, yaitu Angku Mudo Muhammad Rasul dan ibu beliau bernama Siti Buliah. Beliau

adalah tokoh ulama dan pejuang kelahiran 10 Desember 1871 M, bertepatan dengan 1297 H. Tempat kelahiran beliau di daerah Pakan Kamih, Canduang, lebih kurang 11 Km dari Bukittinggi arah ke Payakumbuh
Syekh Sulaiman ar-Rasuliy di Masa Kecil
Telah memiliki karakter leadership (kepemimpinan) dan konstruktor (jiwa pembangun). Bersahabat, bermasyarakat dengan sesama masyarakat yang semasa dengannya. Tegas, sopan, dan memiliki moral yang tinggi dan luhur .
Syekh Sulaiman ar-Rasuli di Masa Pendidikan
Pendidikan Dasar Agama Islam dengan belajar membaca al-Qur’an dengan Maulana Syekh Abdurrahman al-Khalidi (Kakek Syekh ‘Arifin) pada tahun 1881 M/ 1307 H di Batu Hampar, Payakumbuh.
Pendidikan Ilmu alat dalam menela’ah al-Qur’an, yaitu ilmu nahwu dan ilmu sharaf kepada Syekh Abdushshamad al-Samiak (Tuanku Sami’) di Biaro tahun 1883-1884 M/ 1309-1310 H
Belajar ilmu fiqh dan pemahaman ilmu faraid dengan Tuanku Kolok (Kakek dari orang tua perempuan Prof. Dr. Mahmud Yunus) di Sungayang pada tahun 1885-1886 M/ 1310-1311 H
Kembali belajar dengan Tuanku Sami’ yang baru kembali dari Makkah pada tahun 1886 M/ 1311 H.
Pada tahun yang sama, merupakan awal perkenalannya dengan Yang Mulia Angku Haji Abbas Khadi Landrat Ford de Cock yang pada tahun 1926 membantu proses pembangunan MTI Candung
Selama tujuh tahun, Syeikh Sulaiman ar-Rasuli belajar di Halaban dengan Syeikh Abdullah Halaban pada tahun 1890-1896 M/ 1315-1321 H, untuk mendalami berbagai disiplin ilmu, yaitu:
Ilmu-ilmu tata bahasa Arab (Ilmu Nahwu, Sharaf, Mantiq, Balaghah, Ushul Fiqh), Fiqh, Tafsir,  Tashauf, dan Tauhid
Pada masa ini, beliau telah menjabat sebagai guru tuo (tutor) yang mewakili sang Syeikh pada saat-saat tertentu
Pada tahun 1896 M/ 1321 H akhir, beliau kembali ke tanah kelahirannya dengan membawa beberapa orang murid-murid dengan mengajarkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari dengan ulama-ulama besar yang telah menimba ilmu pengetahuan di kota suci Makkah.
Tahun 1903-1907 M/ 1328-1332 H), beliau berangkat untuk menunaikan rukun Islam yang kelima

Tidak ada komentar:

Posting Komentar